SDGs merupakan cita-cita global, tapi bisakah kita turut berkontribusi dari langkah kecil? Pemerataan pendidikan hingga pembangunan yang berkelanjutan?
Graziela Ariani Olua – salah satu pemenang fully funded Youth Exchange Program (YEP) South Korea ini berasal dari Jayapura, Papua. Perempuan hebat yang akrab disapa Ela ini, sudah bekerja di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Biak Numfor dari Desember 2010 sebagai pengamat dan prakirawan cuaca.
Sebagai ahli dalam bidang prakiraan cuaca, ia ingin teman-temannya peka terhadap isu terkait SDGs. Semakin kaya pengetahuan kita terhadap isu tersebut semakin mampu kita meningkatkan kualitas hidup.
Selain bekerja, Ela seringkali berperan sebagai narasumber, melakukan penyuluhan edukatif baik secara langsung maupun melalui radio. “Saya bersyukur memiliki orang tua yang paham dan peduli akan pentingnya pendidikan yang sayangnya tidak dirasakan semua orang,” ungkapnya.
Pendidikan di Papua memang masih membutuhkan perhatian yang lebih, karena itu disela kesibukan pekerjaan, ia selalu ikut mengambil bagian dalam merespons isu ini. Membagi sedikit ilmu, mengajari materi pembelajaran sekolah bagi anak-anak di lingkungan tempat tinggalnya. Ia berharap anak-anak sebagai penerus bangsa dapat sepenuhnya memahami pentingnya pendidikan dan nantinya turut berkontribusi di dalam komunitas berdasarkan ketertarikan kemampuan mereka.
Negara dengan masyarakat yang sangat responsif dan apresiatif, tidak hanya terhadap konten pembelajaran yang berkualitas tapi juga terhadap penanaman integritas dalam berdisiplin dan persaingan sehat yang dapat meningkatkan mutu pendidikan. “Saya melihat program YEP wadah yang sangat efektif untuk memperkaya wawasan dan keterampilan saya sebagai pelayan masyarakat dan juga sebagai edukator informal apalagi yang dituju adalah salah satu negara dengan sistem edukasi terbaik, Korea Selatan,” jelasnya.
“Jujur, pertama diumumkan lolos sebagai 20 finalis pun ngga nyangka. Ditambah lagi melihat background sesama finalis di video, saya makin down aja. Setelah melalui semua seleksi, saya sudah tidak berharap apa-apa karena takut kecewa. Jadi pas tahu terpilih sebagai salah satu pemenang, saya benar-benar terkejut ya, sampe gemeteran,” ceritanya. Alumni Sekolah Tinggi Meteorologi, Klimatologi & Geofisika (STMKG) ini bersyukur sekali bisa bersaing baik dengan anak-anak muda yang menurutnya hebat-hebat itu.
Ia juga menceritakan ketertarikannya terhadap Korea Selatan berawal dari drama dan musiknya. “Saya penggemar Super Junior dan aktris Gong Hyojin, karena entertainment itu saya jadi kepo tentang latar belakang mereka hingga budaya bahkan bahasa. Juga menurut saya, 10 tahun terakhir ini perkembangan teknologi di sana sangat pesat, pantas dijadikan inspirasi. Banyak yang bisa kita contohi dari mereka, entah etos kerja, semangat juang, belajar giat, juga kebudayaan yang tetap terpelihara. Intinya, karena kepo malah jadi kagum sendiri,” ungkapnya.
Meraih Mimpi Melalui Pendidikan
Walaupun tidak berprofesi menjadi seorang guru, ia yakin setiap orang bisa berperan dan berkontribusi dalam perkembangan pendidikan di Indonesia baik dalam skala kecil atau besar, formal ataupun informal. “Saya senang anak-anak dan senang mengajar, bagi saya dengan mengajar, kita juga bisa belajar, minimal saya jadi mengingat lagi pelajaran-pelajaran sewaktu sekolah dulu,” ceritanya.
Mengikuti YEP ini merupakan turning point untuknya. “Saya sebenarnya sudah berada di zona nyaman, menikmati posisi saya sekarang ini, tidak pernah kepikiran untuk sekolah lagi, apalagi saya akan berumur 32 tahun di tahun ini. Saya merasa akan sulit bersaing dengan anak-anak muda yang jauh lebih kreatif. Tapi karena saya merasa pencapaian di YEP kemarin membuktikan kalau pendidikan ngga ada batasan umur dan lokasi, saya jadi semangat lagi untuk berjuang,” tegasnya. Saat ini, ia mengaku sedang belajar memperdalam kemampuan berbahasa asing, selain bahasa Inggris. “Semoga dengan modal ini saya bisa melanjutkan study di tahun depan,” harapnya.
Ela juga memberikan cara agar generasi muda saat ini bisa menjadi Sumber Daya Manusia yang unggul, “tentunya kita harus menginvest diri dengan ilmu dan pengetahuan sehingga mampu berjalan beriringan dengan perkembangan zaman. Caranya ya dengan belajar dan banyak membaca.”
Mengutip perkataan Martin Luther King Jr, “apapun yang mempengaruhi seseorang secara langsung akan mempengaruhi semua orang secara tidak langsung.”
“Harapan saya jika dipercayakan untuk belajar lebih mengenai SDGs melalui program YEP ini, saya pun dapat menjadi duta SDGs dalam skala kecil bagi perluasan edukasi dan bagi komunitas untuk memastikan tidak ada yang tertinggal. Sampai jumpa di Korea,” tutupnya.