Narasumber: Firman Al Kautsar
Firman Al Kautsar, merupakan alumni Comparative Study 2020 keberangkatan Januari lalu. Motivasi mengikuti program Comparative Study karena ingin mendapatkan pengalaman yang berbeda sekaligus, juga bertemu banyak teman baru dari berbagai daerah dan latar belakang. “Kegiatannya padat dengan berbagai acara yang bermanfaat dan menyenangkan, juga terbukti di kelola oleh panitia yang berpengalaman dan profesional. Selain itu, saya belum pernah menemukan program sejenis yang menawarkan begitu banyak kegiatan, ilmu, teman dan pengalaman seperti yang ada di Studback,” terangnya.
Ia sangat yakin bahwa kegiatan ini akan bermanfaat baginya karena Studback mengkonsep 1 acara yang berisi banyak sekali ilmu dan pengalaman di dalamnya seperti seminar mengenai startup di Malaysia, market research dan study tour ke NTU di Singapura dan menelusuri Thailand dengan beragam budaya dan tempat wisatanya. Sehingga membuka wawasan dan pemikirannya, acara Studback kemarin juga membuatnya semakin ingin mengeksplorasi berbagai kebudayaan di seluruh dunia.
Firman mengungkapkan mendapat informasi mengenai program ini dari Instagram, saat itu sedang mencari program untuk mengisi liburan. Awalnya ia mendaftar fully funded setelah tidak lolos, baru mengambil self funded. “Soalnya saya yakin, harga yang harus dibayarkan akan sepadan, dan ternyata malah kegiatannya melampaui harapan, diacungi dua jempol,” ungkapnya.
Mahasiswa IAIN Salatiga ini sedang aktif dalam persiapan Seminar Literasi Islam Nasional bersama Pimred Majalah Gatra dan volunteering ngajar anak-anak di daerah sekitar Salatiga setiap sore hari Senin-Jumat. Saat ini, ia mengaku sedang mengikuti seleksi untuk program ke China dan volunteer ke Papua.
Firman mulai menceritakan pengalamannya mengikuti program Comparative Study. Cerita sedihnya ia mengaku tidak ada. “Saya berangkat sama teman lancar, sampai Singapura dan seterusnya juga lancar terus. Kayaknya adanya seneng doang,” candanya. Ia menambahkan, senangnya karena bisa bertemu orang-orang baru yang hebat-hebat. Selain itu, ia juga merasa beruntung karena program Comparative Study 2020 kemarin sangat menyenangkan, interaktif, dan penuh ilmu. “Asik banget pokoknya,” tegas Firman.
Walau usianya masih 20 tahun, Firman mau bekerja sambilan di lembaga survei. “Jadi ceritanya saya waktu liburan semester 2 ke 3 itu lama banget, ada hampir 1,5 bulan. Disitu saya siklus hidupnya berputar di main-pulang, pulang-main. Karena saya banyak main sama teman-teman, akhirnya saya ngerasa saya perlu menghasilkan uang secara mandiri dan berhenti bergantung sama orang tua. Kemudian, saya sempat browsing lowongan pekerjaan tapi tidak ada yang cocok dengan jadwal hidup saya, sampai akhirnya temen saya menawarkan buat daftar di Kadence Internasional, akhirnya saya coba apply dan ternyata di terima. Saya kemudian menjalani pelatihan selama 1 bulan. Setelah itu baru saya resmi jadi field interviewer disitu,” jelasnya.
Ia bersyukur dalam sebulan upahnya lebih dari 5 juta, bergantung pada banyak-tidaknya mengambil proyek survei. Rencananya, ia ingin berinvestasi pada pengalaman dan pengetahuan. “Mumpung masih muda, masih sehat, semangat, jalan jauh juga masih kuat. Akhirnya saya ikuti MUN ke Bangkok dan lanjut Comparative Study 2020 kemarin.”
Firman memberi tips atau wejangan untuk kaum rebahan agar lebih aktif dan produktif lagi. “Masa muda harus di pakai buat berjuang, jangan hanya karena mau enak sesaat kemudian hidup menderita. Abad 21 adalah abad persaingan global, dimana IPK 4.0 saja tidak cukup. Kita perlu melengkapi diri dengan penguasaan soft skill dan hard skill. Selagi kamu masih muda, belajarlah! Banyak-banyaklah bepergian dan bertemu banyak orang! Dunia ini indah dan luas, kalau hari-harimu habis di kasur dan handphone saja berarti kamu rugi besar.
Firman menambahkan, “agar tergugah pikirannya, ada pepatah Arab mengatakan “Manusia adalah serigala bagi manusia lainnya.” Jangan banyak bermimpi atau berekspektasi kalau hidupmu akan seindah drama Korea atau film India, hidup ini keras, dunia ini kejam. Hanya yang benar-benar kompeten dan cerdik yang akan bertahan, sisanya akan tersisih.”
Orang miskin, sukses? Banyak.
Orang bodoh, sukses? Banyak.
Orang difabel, sukses? Banyak juga.
Yang nggak ada hanya orang malas yang kemudian sukses.
Karena yang keren itu, bukan anak muda yang banyak gaya. Tapi anak muda yang punya karya.
Yang keren itu, bukan anak muda yang bikin sensasi, tapi anak muda yang berprestasi.
Satukan hati, jiwa dan pikiran, dan buat impianmu jadi kenyataan.
Firman juga membeberkan manfaat mengikuti Comparative Study. “Yang paling pertama adalah teman-teman baru. Saya sangat bersyukur bertemu banyak orang baik selama program berjalan Kedua, saya bisa melihat dan merasakan sendiri banyak hal di luar negeri, meski ini bukan yang pertama kalinya buat saya. Ketiga, saya menjadi lebih terbuka pikiran dan wawasannya. Oiya, semangat saya untuk berkarya menjadi lebih membara juga,” tutupnya.