Narasumber: Zayyan Mahirah Salsabila Sodik
Zayyan Mahirah Salsabila Sodik, merupakan salah satu alumni Comparative Study 2020 pada Januari lalu juga. Motivasi mengikuti Comparative Study awalnya untuk mengisi waktu libura. “Karena saat itu liburan kampus lumayan panjang dan saya tidak mau waktu saya habis dengan sia-sia. Dan menurut saya, untuk perjalanan 3 negara dengan biaya segitu menurut saya itu termasuk murah. Waktu itu juga pertama kalinya saya pergi ke luar negeri,” ungkapnya.
Zayyan mengetahui ada program Comparative Study dari teman yang juga ikut serta dalam kegiatan ini. Karena ini pengalaman kali pertama Zayyan ke luar negeri, ia mengaku awalnya agak kaget dengan budaya, makanan, dll. Tetapi dari situ, ia bisa menambah wawasan ilmu pengetahuan dan pengalaman juga.
Baginya, mengikuti Comparative Study ini penuh perjuangan. “Perjuangannya itu ngerayu orangtua karena orangtua saat itu gak percaya dengan biaya segitu bisa ke 3 negara dan saya ada acara juga di pertengahan bulan Januari. Setelah dibolehin, saya berangkat bareng temen naik kereta. Karena kami rencana emang mau berangkat bareng sambil ngobrol-ngobrol apa yang kita ingin lakukan di sana. Berangkat jam 12 malam dari Solo kemudian sampai di Stasiun Pasar Senen jam 10 pagi. Setelah itu kami pergi ke stasiun kereta bandara. Sempat dilanda hujan juga. Sampai di luar negeri juga saya enjoy aja dengan kegiatan di sana. Sedikit kendala di Thailand. Saya sedikit sakit mungkin karena gak cocok sama makanan yang ada di sana. Di Thailand ada kejadian unik juga sih, naik tuk-tuk ramai-ramai terus supirnya ngebut gitu. Melebihi supir bis/angkot yang ada di Indonesia,” ceritanya.
Mahasiswa IAIN Salatiga ini juga menceritakan ketertarikannya mengikuti kegiatan internasional. “Jujur karena saya dulu bukan anak organisasi. Saya juga anak kupu-kupu alias Kuliah-Pulang gitu. Saya sadar bahwa meskipun saya bukan anak organisasi, setidaknya saya mengikuti kegiatan di luar kampus dan saya bersyukur bisa mengikuti kegiatan Comparative Study 2020. Selain menambah pengalaman, saya juga bertemu dengan teman-teman yang memliki pengalaman luar biasa sehingga saya menjadi termotivasi. Saya juga pertama kalinya ikut MUN dan alasannya juga sama seperti saat mengikuti Comparative Study,” jelasnya.
Ia tersadar, dari yang awalnya mahasiswa kupu-kupu menjadi lebih produktif. “Waktu itu saya mikir “udah mau pergantian tahun masa mau gini-gini aja”, ya setelah itu di akhir tahun 2019 ada niatan buat ikut kegiatan yang dilakukan pada tahun 2020. Langkah awalnya itu niat aja sih. Terus ubah mindset sama lingkungan pertemanan, cari lingkungan pertemanan yang sepemikiran dan sama-sama ingin merubah untuk menjadi lebih baik lagi,” ungkapnya.
Remaja berusia 18 tahun ini merasa terkesan dengan program Comparative Study, “ya saya tidak pernah menyesal mengikuti program Comparative Study 2020. Kegiatan ini diluar ekspektasi saya dan saya bisa bertemu dengan orang-orang hebat dan bahkan ada anak yang masih SMA mengikuti program ini. Itu buat saya kaget dan saya senang dengan keberaniannya itu dan mereka itu hebat.”
Tak lupa, ia memberi pesan untuk anak-anak muda yang masih menjadi “Kaum Rebahan” agar menjadi lebih produktif mengikuti program ke luar negeri. “Buat perubahan dalam hidup dan jangan sia-siakan waktu usia muda. Jangan pernah takut untuk mengikuti program ke luar negeri karena saya yakin orang-orang yang mengikuti program ini adalah orang-orang hebat dan memiliki pengalaman yang luar biasa,” tutup mahasiswa yang aktif dalam Himpunan Mahasiswa Program Studi ini.